Selamat mengikuti anekdot ini, dan awas, jangan tegang terus, ah….?
Wahabi & Salafi (WS): “Akhwan-akhwan Maulid dan tahlilan itu haram Loe,Itu sangat dilarang di dalam agama.islam yang sangat mulia ini”
Ahlussunnah (AJ) : “Yang dilarang itu bid’ah coy,bukan Maulid atau tahlilan,…Tolong donk kitabnya di buka?jangan hanya buka sms aja…!”
WS : “ya karena memang Maulid dan tahlilan tidak ada dalilnya kok”
AJ : “Makanya jangan cari dalil sendiri, nggak bakal ketemu. Tanya dong sama guru, dan baca kitab ulama, pasti ketemu dalilnya….Tak crikan gimana?”
WS : “Maulid dan tahlilan tidak diperintah di dalam agama.”
AJ : “Tetapi Maulid dan tahlilan tidak dilarang di dalam agama khan?.”
WS : “Tidak boleh memuji Nabi Saw. secara berlebihan.”
AJ : “Hebat betul anda, sebab anda tahu batasnya dan tahu letak berlebihannya. Padahal, Allah saja tidak pernah membatasi pujian-Nya kepada Nabi Saw. dan tidak pernah melarang pujian yang berlebihan kepada beliau.”
WS : “Maulid dan tahlilan adalah sia-sia, tidak ada pahalanya.”
WS : “Maulid dan tahlilan adalah sia-sia, tidak ada pahalanya.”
AJ : “Sok tau loeh…Sejak kapan anda berubah sikap seperti Tuhan, menentukan suatu amalan berpahala atau tidak, Allah saja tidak pernah bilang bahwa Maulid dan tahlilan itu sia-sia.”
WS : “Kita dilarang mengkultuskan Nabi Saw. Sampai- sampai menganggapnya seperti Tuhan.”
AJ : “Orang Islam paling bodoh,goblok bin tolol wa-ashabihi pun tahu, bahwa Nabi Muhammad Saw. itu Nabi dan Rasul, bukan Tuhan tau…..”
WS : “Ziarah ke makam wali itu haram, khawatir bisa membuat orang jadi musyrik.”
AJ : “Makanya, jadi orang jangan khawatiran, hidup jadi susah, tahu….dibuat santai aja…”
WS : “Mengirim hadiah pahala kepada orang meninggal itu percuma, tidak akan sampai.”
AJ : “Kenapa tidak! kalau anda tidak percaya, silakan anda mati duluan, nanti saya kirimkan pahala al- Fatihah kepada anda….ya sekalian observasi apakah sama teori dengan praktek di lapangan….ha ha ha….”
WS : “Maulid itu amalan mubazir. Daripada buat Maulid, lebih baik biayanya buat menyantuni anak yatim.”
AJ : “Cuma orang pelit yang bilang bahwa memberi makan atau berinfak untuk pengajian itu mubazir. Sudah tidak menyumbang, mencela pula…..banyak komentar loe…kalau gak mau mauled dugem aja ya?he he he….”
WS : “Maulid dan tahlilan itu bid’ah, tidak ada di zaman Nabi saw.”
WS : “Maulid dan tahlilan itu bid’ah, tidak ada di zaman Nabi saw.”
AJ : “Terus terang, Muka anda juga bid’ah, karena tidak ada di zaman Nabi Saw….Oke….”
WS : “Semua bid’ah (hal baru yang diada-adakan) itu sesat, tidak ada bid’ah yang baik/hasanah.”
AJ : “Saya ucapkan selamat menjadi orang sesat. Sebab Nabi Saw. tidak pernah memakai resleting, kemeja, motor, atau mobil seperti anda. Semua itu bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat.”
WS : “Kasihan, masyarakat banyak yang tersesat. Mereka melakukan amalan bid’ah yang berbau syirik.”
AJ : “Sudah lah, kalau anda masih bodoh, belajarlah dulu, sampai anda bisa melihat jelas kebaikan di dalam amalan mereka.”
WS : “Saya menyesal dilahirkan oleh orang tua yang banyak melakukan bid’ah.”
AJ : “Orang tua anda juga pasti sangat menyesal karena telah melahirkan anak durhaka yang sok pintar seperti anda.”
WS : “Para penceramah di acara Maulid, bisanya hanya mencaci maki dan memecah belah umat.”
AJ : “Sebetulnya, para penceramah itu hanya mencaci maki orang seperti anda yang kerjanya menebar keresahan dan benih perpecahan di kalangan umat.”
WS : “Qunut Shubuh itu bid’ah, tidak ada dalilnya, haram hukumnya.”
AJ : “Kasihan, rokok apa yang anda hisap? Setahu saya, di dalam iklan, merokok Star Mild hanya membuat orang terobsesi menjadi sutradara atau orator. Sedangkan anda sudah terobsesi menjadi ulama besar yang mengalahkan Imam Syafi’i yang mengamalkan qunut shubuh. Lebih Brasa, Brasa Lebih pinter gitu loh!”
Sumber:
Di edit dan di copy paste dari http://www.daarulmukhtar.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar